Apa itu “Brainrot” dan Apa Akibatnya Untuk Generasi Baru Ini?
Brainrot adalah istilah sekarang yang sedang booming di kalangan anak kecil, dan di kalangan anak muda. Brainrot bisa menyebabkan penurunan fungsi otak pada manusia karena mengkonsumsi video video receh atau short movie. Brainrot bukan penyakit, melainkan menurunkan kondisi mental manusia.
Menurut Oxvord University Press, brainrot dinobatkan sebagai kemerosotan kondisi mental atau intelektual seseorang, yang dianggap sebagai konsumsi berlebihan materi, yang dianggap sepele atau tidak menantang.
Jadi, brainrot merupakan pembusukan otak pada manusia yang mengakibatkan penurunan fungsi otak dan penurunan kondisi mental pada manusia.
Mengapa BRAINROT Bisa Masuk ke Indonesia??
Istilah brainrot pertama kali ditemukan oleh penulis Amerika bernama Henry David Thoreau pada tahun 1854 didalam bukunya “walden” di mana ia mengkritik gaya hidup masyarakat yang mulai kecanduan teknologi dan adanya penurunan upaya intelektual. Istilah brainrot akhirnya menyebar luas lewat media sosia; seperti Tiktok, Instagram, Twitter, dan Tumblr.

Dampak, Gejala, dan Cara Mencegah BRAINROT
Dampak dan gejala brainrot dapat terjadi beberapa hal, contohnya banyak orang yang kesulitan untuk tidur, sulit untuk fokus, dan kecanduan terhadap media sosial dan gadget.
Cara mengatasi brainrot yaitu;
1. Mengurangi Penggunaan Screen Time
Salah satu penyebab terjadinya brainrot yaitu karena banyak mengonsumsi atau melihat konten-konten receh, dan cara mengatasinya yaitu dengan membatasi penggunaan gadget. Untuk anak kecil hanya dibatasi 1 jam, untuk anak dewasa hanya 2 jam diluar pekerjaan.
2. Perbanyak Melakukan Kegiatan-Kegiatan Bermanfaat
Melakukan kegiatan ini seperti melakukan olahraga, menjadi journalist, membaca buku, dll dapat mencegah pembusukan otak.

Post Comment