Di tahun 2025, penggunaan gadget sudah semakin banyak dan berkembang. Semua kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa menggunakan gadget. Mereka menggunakannya untuk bekerja, hiburan, berkabar jarak jauh, sampai mencari keputusan melalui AI di gadget.

Gadget Bisa Memberikan Dampak Buruk

Di zaman ini, semua sudah serba modern, contohnya ada AI untuk mempermudah kegiatan, ada QRIS untuk pembayaran. Sayangnya, dengan adanya teknologi AI, hal tersebut di salah gunakan oleh banyak orang. Penyalahgunaannya ketika orang membuat karakter-karakter aneh dan membuat bahasa yang aneh. Di luar itu, Brainrot tidak hanya dengan karakter dan bahasa, contoh lainnya yaitu, penggunaan gadget yang berlebihan terutama di media sosial seperti Instagram dan Tiktok yang sedang memiliki pengguna terbanyak dengan berbagai konten.

Awal Mula Terbentuk Brainrot

Awalnya, perancang AI membuatnya dengan karakteristik seperti otak manusia.. Meliputi kemampuan berpikir kritis, membuat keputusan, dan menaikkan produktivitas. Pondasi dari AI adalah pandangan manusia dalam pemesinan untuk pekerjaan sederhana sampai rumit. Di Januari 2025 ada kreator dengan akun @eZburger401 di Tiktok. Awalnya akun tersebut mengupload video Tralalero Tralala, si hiu bersepatu, dan berakhir banyak kreator lain yang ikut membuat. Fenomena aneh dan menggelikan bernama Italian Brainrot, menampilkan tren video hewan nyeleneh buatan AI. Video tersebut berisi ilustrasi hewan dengan benda-benda acak, mulai dari sepatu, pesawat, hingga flipper ( Alat Renang ). Dan yang bikin makin aneh, mereka memberi suara AI berbahasa Italia yang bacain sajak absurd penuh kata-kata random soal Tuhan, Game, Keluarga, atau apapun yang tidak ada hubungannya sama sekali.

Dampak Dari Brainrot

Dengan adanya istilah Brainrot, yang didefinisikan sebagai pembusukan otak, terutama di generasi yang baru. Mereka bisa saja dapat merusak bangsa, karena hiburan yang merusak cara pandang, dan mereka bisa meninggalkan kebiasaan bangsa, yaitu interaksi sosial dengan tatap muka. Para anak kecil yang sudah menggunakan gadget sejak dini, bisa saja mengalami beberapa akibat. Contoh akibat tersebut adalah sebagai berikut.

3 Dampak Transparan ( Terlihat Dalam Kehidupan Sehari-hari )

• Penurunan Kemampuan Kognitif => Ketika anak membiasakan menonton video durasi pendek. Otak tidak diberi kesempatan mencerna atau mengkritisi informasi yang didapat. Perubahan yang cepat dari satu konten ke konten lainnya membuat proses berpikir menjadi dangkal, dan kemampuan anak untuk berpikir mendalam atau menganalisis sesuatu menjadi menurun.
• Hambatan Perkembangan Kreativitas => Kreativitas pada anak juga terancam saat mereka terlalu bergantung pada konten digital. Konten yang bersifat instan membuat anak tidak terlatih untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu dari imajinasi mereka sendiri.
• Gangguan Produktivitas => Selain itu, anak yang terlalu lama menggunakan media sosial justru membuang waktu yang bisa mereka pakai untuk belajar, bermain, atau berinteraksi langsung dengan orang lain.

Penanggulangan Kasus Brainrot

Di masa kasus Brainrot masih belum semakin besar. Kita bisa menanggulangi brain rot dengan beberapa langkah sederhana yang melatih fokus, menjaga kesehatan, dan mengurangi ketergantungan pada konten instan.

Berikut 6 Cara Penanggulangannya

• Kurangi Paparan Konten Instan => Berhenti scroll sosmed tanpa tujuan dan kasih otak waktu istirahat dari dopamine instan.
• Latih Fokus Kembali => Baca buku, pelajari hal baru, atau kerjakan aktivitas yang butuh konsentrasi lama supaya otak terbiasa fokus.
• Jaga Pola Hidup Sehat => Tidur cukup, makan makanan bergizi, dan lakukan olahraga teratur agar aliran darah ke otak lancar.
• Tenangkan Pikiran => Meditasi, journaling, atau jalan tanpa HP untuk menenangkan otak dan mereset pikiran.
• Bangun Interaksi Nyata => Ngobrol dan beraktivitas langsung bersama orang lain, bukan hanya lewat dunia digital.
• Disiplin Dengan Waktu Layar => Atur jadwal kapan buka sosmed, kapan kerja atau belajar, dan kapan istirahat.

Kesimpulan Dari Masalah Brainrot

Brainrot muncul karena konsumsi konten instan dan dangkal secara berlebihan, sehingga otak kehilangan fokus, produktivitas menurun, dan kemampuan berpikir kritis melemah. Maka dari itu untuk mengatasinya, kamu perlu membatasi waktu bermain media sosial, memilih konten bermanfaat, melatih fokus lewat membaca atau berdiskusi, serta mengisi waktu dengan aktivitas produktif seperti olahraga, belajar skill baru, atau hobi kreatif.